ZingTruyen.Store

Long Fight Lty

Vote dan komen💕



Hari semakin malam. Elsyana melihat jam dipergelangan tangannya kini hampir pukul 8 dan ia masih ada dipinggir jalan, sendirian. Ini seperti rekor baru untuknya, yang bahkan tidak pernah kemanapun jika matahari sudah terbenam, apalagi sendirian.

Elsyana merasa sepi, padahal jalanan terlihat ramai dengan lampu kerlap-kerlip dari kendaraan maupun dari lampu jalanan. Tidak ada seorang pun yang lewat dikenal olehnya, tetapi jika dipikirkan lagi, ia memang tidak pernah mengenali siapapun. Menyedihkan.

Elsyana merasa menjadi cewek paling menyedihkan. Tiba-tiba ia kepikiran, coba saja kalau ia mempunyai kekasih. Pasti menyenangkan kalau dirinya bisa diantar jemput oleh sang pujaan hati. Tapi bagaimana bisa dirinya mempunyai pacar jika semua cowok yang mendekatinya itu ia galaki.

"Neng, sendirian aja?" ujar seorang pria botak dan temannya yang berambut gondrong mendekatinya. Seketika saja Elsyana memasang tampang siaga, ditambah seringaian muncul dari tampang jelek mereka.

"Keliatannya gimana?!" tanyanya judes.

"Yelah, galak banget. Padahal cakep banget, main aja sini sama abang." ucap si gondrong.

Elsyana merogoh tasnya dan mengeluarkan uang cash yang tersisa didompetnya. "Nih, buat kalian main. Tapi gue lagi males buat ngikut."

Gaya bicaranya sih biasa, atau mencoba biasa saja. Tapi hati Elsyana sudah berdetak kencang, ketakutan setengah mampus.

"Lah, kita dikasih duit? Nggak butuh! Udah mending ama kita aja. Gimana cantik?" si gondrong mulai bertingkah dengan mencolek lengannya. Begitupun si botak yang semakin menyeringai menyeramkan.

BANG BARAAAAA!!!! Jerit Elsyana dalam hati berharap Bara segera muncul dan menghajar kedua orang ini.

"Kalau nggak mau duit, ini deh jam tangan. Harganya 20 juta itu," tawar Elsyana, memberikan jam tangannya yang di beli saat liburan ke Hongkong tahun lalu bersama keluarganya.

"Wah, harga diri gue makin jatuh ini. Udah sikat aja nih cewek! Kalo gitu kan kita dapet banyak!"

"Heh, enak aja! Sikat... sikat... Kepala lo aja yang disikat sana, botak!" Elsyana berucap kencang dan bersiaga ingin berlari.

"Sialan! Gue pukul lo!"

"Kyyaaaaaa!!!" tetapi nyatanya Elsyana malah merunduk meringkuk saat si botak mengangkat tangan untuk memukulnya. Tepat disaat itu pula, ada sebuah tangan yang memukul wajah si botak itu dengan kuat.

Mereka jadi berkelahi. Dua lawan satu, meskipun tidak seimbang namun kedua preman itu kalah dan bergerak mundur karena sudah babak belur oleh pemuda bertubuh kurus namun menyimpan banyak kekuatan tersebut.

"Hah... Hah... Hah..."


Elsyana secara perlahan membuka mata saat mendengar suara napas kelelahan itu. Dan matanya pun membesar ketika mendongak melihat Taeyong yang agak menunduk memegangi perutnya.

Elsyana tertegun. Dalam posisi jongkoknya dan posisi Taeyong yang menunduk begini, wajah kesakitan cowok itu terlihat sekali.

"Lo seharusnya lari, babiiiii..." Taeyong berucap gemas penuh kekesalan pada Elsyana yang masih bengong. "Ah, sakitnya..." ringis cowok itu.

"Eh, sakit kenapa tuh?!" Elsyana berujar panik dan segera berdiri dari jongkoknya. Elsyana pun secara refleks mengangkat kemeja Taeyong yang tertutupi dengan hoodie guna melihat apa yang terluka, tapi tangannya malah ditahan kuat.

"Woy, ngapain, anjir?!"

"Mau liat, ada yang luka nggak?!"

"Nggak usah! Yang ada lo ngegrepe gue nanti."

"Si anjeengg!!" Elsyana menoyor kepala Taeyong dan membuat ringisan cowok itu semakin kencang.

"Sakit, babi!"

"Eh, iyaaa lupaaa..."

Elsyana pun jadi mengelus-elus kepala Taeyong bekas toyorannya barusan. Dan ia sedikit tersentak saat Taeyong mengangkat pandangannya menuju tepat pada matanya.

"Lah???!!!" Elsyana pun tersadar atas apa yang diperbuatnya. Menggelikan! Menjijikan!

"Lebay lo!" ganti Taeyong yang menoyor kepala Elsyana yang sedang mengusap-usap kedua tangannya seakan menghilangkan bekas kotoran.

Setelahnya Elsyana merasa ada yang salah karena ketika Taeyong menarik dan menggenggam tangannya ia tidak melakukan protes sama sekali.

"Ck! Makanya kalau pakai baju tuh yang sopan. Ini kebuka sana, kebuka sini! Udah keras kepala, nggak mau diatur pula. Galak, tapinya penakut. Bloon!" omel Taeyong sambil terus melangkah menuju motor Bara.

"Bacot!" sanggah Elsyana tapi wajahnya menunjukkan kalau ia ingin menangis.

Ia masih ketakutan tentu saja, dan mendengar omelan Taeyong tidak membuatnya lebih baik.

Elsyana membuang pandangannya ketika Taeyong kembali menatapnya.

Jangan nangis! Jangan nangis! Ucapnya dalam hati.

Taeyong mendengus. Lalu ia membuka hoodie yang menempel pada tubuhnya dan segera ia pakaikan pada Elsyana. Setidaknya memakaikan cewek ini hoodie miliknya akan menutupi pakaian kurang bahan yang digunakan Elsyana. "Pake." ucapnya tegas saat Elsyana mulai berulah untuk menolak.

Elsyana pun menurut, bahkan ia hanya diam saja saat Taeyong menaikkan resleting hoodie-nya tinggi-tinggi sampai mencapai dagu gadis itu. Memandangi gadis itu menjadi patuh seperti ini, Taeyong tidak dapat menahan senyumnya. Walaupun hanya tertarik sedikit.

Sedikit sekali.





Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Store