Long Fight Lty
Wajib banget Follow
Love you gaes 💕💕
"Mau seblak nggak?""Eum?" Elsyana yang tadinya sedang bersenandung sambil melihati jalanan, jadi menoleh menatap Taeyong dengan raut bertanya."Mau seblak nggak? Atau batagor gitu?" ulang cowok itu menawarkan semua jajanan favorit gadis yang sedang duduk disamping kemudinya ini. "Kesukaan lo, kan?"Saat ini mereka sedang menuju butik, setelah telat selama hampir 1 jam dari waktu yang sudah dijanjikan. Itu juga Taeyong baru berhenti menciumnya jika saja ia tidak mengeluarkan senjata andalannya, yaitu: merajuk."Hehehe." Elsyana nyengir. "Udah nggak suka lagi tuh."Taeyong mengulum bibir bawahnya. "kalo mie, lo masih suka? Mie rasa kari ayam, kan?"Dahi Elsyana mengernyit. "Gue sekarang udah makan makanan yang sehat kok, nggak lagi jajan begituan. Gue kan udah bisa masak, trus setiap hari minum susu.""Syukur deh, tadinya mau langsung lapor bang Bara kalo lo mau jajan seblak dan kawan-kawannya."Elsyana mendecih. "Cih, aduan." tapi Elsyana tetap memandangi Taeyong karena penasaran. "Lo tau ya?""Iya." jawab cowok itu dengan pasti. "Kan waktu lo dirawat dirumah sakit, gue selalu disana." ungkap Taeyong kini dengan nada agak ragu. Apalagi ucapan terakhirnya dengan suara mengecil. "Yaa, walaupun datengnya pas lo tidur."Elsyana jadi terdiam. Mengingat kejadian itu, dimana ia dirawat karena ususnya mengalami peradangan. Elsyana yang sejak kecil memang sering jatuh sakit kalau makan yang aneh-aneh, karena pencernaan gadis itu bermasalah. Entah itu demam, sakit maag, atau bahkan sampai tipes. Terakhir gadis itu masuk rumah sakit karena radang usus dan itu beberapa bulan setelah gadis itu memutuskan untuk break dengan Taeyong.Dulu, hari-harinya terasa amat sulit dijalani, ditambah saat itu kedua orangtuanya pun baru saja meninggal. Tidak ada Seongwoo atau Daniel, tidak ada kedua orangtuanya ataupun Taeyong. Jadi Elsyana jarang makan dan semakin sering jajan sembarangan tanpa pengawasan siapapun.Saat keluar rumah sakit setelah dirawat seminggu penuh, Elsyana memutuskan untuk lebih berhati-hati dengan asupannya sendiri. Karena Bara saat itu sangat marah, bahkan sampai menangis didepannya.Ia hanya tidak ingin melihat Bara sedih apalagi sampai kecewa padanya, karena saat itu Bara sampai berucap."Dek, jangan siksa diri kamu begini... Abang bisa bertahan sampai sekarang, itu cuma demi kamu... Yang sedih karena papa dan mama nggak ada, bukan cuma kamu aja."Siapa sih yang nggak sedih setelah dibilangin begitu? "Selama kita nggak ketemu, apa aja yang lo tau?""Semuanya." jawab Taeyong cepat. "Tapi kita udah sampe. Dah, nanti gue ceritain, kita masih punya banyak waktu untuk bercerita kok..." Taeyong mengusak rambut panjang Elsyana, kebiasaan lama yang sepertinya sulit dihilangkan.Elsyana memanyunkan bibir, karena dirinya sudah dilanda penasaran. Tapi ia tetap turun dari mobil dan memasuki butik. Disana mereka langsung diantar menuju ruang tunggu yang mana sudah ada Bara, Irene dan kedua orangtua dari pacar abangnya itu. Mereka seperti menunggu kedatangannya dan Taeyong.Elsyana menyalami kedua orangtua Irene dengan sopan, setelah diperkenalkan oleh Bara, begitupun Taeyong."Woah, ganteng." ujar Ibu dari Irene sumringah, memuji Taeyong. "Udah punya pacar belum, nak Taeyong?"Elsyana agak mendelik mendengar pertanyaan itu. Apa maksudnya coba?"Kalau belum, mau nggak ibu kenalin sama anaknya temen ibu?"Bara sudah mesem-mesem melihat tampang keruh dari Elsyana. Irene mendekati ibunya dan berbisik. "Elsyana itu pacarnya, Bu."Ibu Irene tampak menggumam kaget, lantaran telah keliru karena meminta pacar seseorang untuk berkenalan dengan gadis lain. "Duh, maaf nak Elsyana. Ibu nggak tau, kalau Taeyong ini pacar kamu."Elsyana hanya mengangguk singkat dan tersenyum tampaknya terpaksa."Yang ikhlas kek." komentar Taeyong berbisik.Elsyana hanya balas mendelik sinis pada Taeyong. Sampai namanya dipanggil oleh Irene."Dek, ikut sini kamu juga cobain kebayanya." Irene pun menarik lengan Elsyana. Agaknya selama tiga tahun ini, ia sudah mulai memahami karakter adik dari kekasihnya ini yang memang sulit berbaur pada awalnya, namun tidak terlalu sulit untuk mengambil hatinya."Oke, kak. Permisi.""Adikmu, jutek banget loh. Beda banget sama kamu, Bar." ujar Ibu Irene setelah anaknya dan Elsyana memasuki ruangan kotak dengan tirai berwarna putih yang menutupi.Bara hanya tertawa lalu berkata. "Emang gitu bu, dari kecil."Ibu dan Ayah Irene jadi tertawa, termasuk Taeyong yang mendengarkan. Memang, Elsyana memang begitu."Yaudah, Bar. Kamu ikutan ganti gih, masa kamu kalah dari Irene dan adikmu." Ibu menyuruh Bara untuk mencoba jas pernikahannya. "Tenang, nak Taeyong aman sama ibu."Taeyong hanya bisa tertawa canggung, sementara Bara menyauti sebelum masuk kedalam ruangan ganti. "Hati-hati ya, bu, jangan sampai Taeyong lecet. Elsyana galak."Sementara didalam sana Irene berganti pakaian dibantu oleh dua orang karyawan butik. Meskipun agak kesulitan saat mengenakannya dikarenakan Irene gugup bukan main, tetapi setelah dikenakan, Elsyana melongo dengan mulutnya membuka kecil."Kak," panggil Elsyana. "cantik banget." pujinya tulus.Gaun panjang berwarna putih gading ini tampak elegan dan mewah sekalipun sebenarnya sangatlah sederhana karena tidak ada modifikasi apapun lagi."Gimana? Beneran cantik?""Banget kak, aku berasa liat bidadari." jawab Elsyana masih takjub.Irene ini walau kerumahnya tanpa berdandan aja bisa dibilang cantik banget. Elsyana sampai tidak sabar menunggu hari pernikahan mereka."Duh, semoga abangmu suka juga ya." ujar Irene dengan senyum mengembang."Pasti suka banget si abang mah.""Yaudah, kamu coba juga gih. Yang gaun buat pas resepsi dulu yaa, biar kita keluarnya barengan."Elsyana menuruti dan mulai mengganti bajunya dengan tule long dress berwarna putih dengan nuansa ungu dibagian roknya. Setelahnya, ia pun melangkah keluar bersamaan dengan Irene.
Elsyana sih sadar diri, jika tidak terlalu diperhatikan. Karena memang yang sedang menjadi sorotan utama adalah Irene. Ibu dan Ayahnya Irene pun terpukau, apalagi Bara yang langsung mendekati Irene dengan senyum bahagianya yang kelewat sumringah sekali."Cantik." puji Bara pada Irene."Kamu juga, ganteng." balas Irene saat melihat Bara sudah siap dengan jas hitamnya yang membuat lelaki itu tampak gagah sekali.Elsyana sampai bisa merasakan euforianya juga. Tanpa mengetahui ada satu orang yang tatapannya tidak pernah lepas darinya sejak tirai dibuka, walau Elsyana hanya berdiri dibelakang Irene. Tatapan terpesona layaknya telah tersihir Taeyong berikan hanya untuk Elsyana seorang.Sedikit tersentak, Elsyana baru sadar saat tangannya digenggam dengan erat."Apa?" tanyanya memandang Taeyong yang masih tersenyum memandangnya. Elsyana pernah bilang kan, kalau manik mata Taeyong itu ajaib? Seperti ada kekuatan magis yang dapat membuatnya hanya terfokus menatap manik itu. Apalagi saat ini, manik kecoklatan milik lelaki itu sedang menyorot penuh kebahagiaan.
"Lo cantik." ujar Taeyong setelah mendekatkan wajahnya untuk berbisik ditelinga Elsyana. "Gue jadi nggak sabar." lanjutnya setelah kembali pada posisi semula."Nggak sabar untuk?""Bikin lo jadi milik gue, sepenuhnya." ucapan Taeyong membuat Elsyana ingin kembali bertanya, sebelum Taeyong melanjutkan. "Sabar ya, kita nikahnya setelah gue selesai koas, oke?""Apaan sih? Nggak lucu!" ucapannya sih bernada sebal, tapi rona merah dipipi Elsyana tidak dapat bersembunyi dengan baik."Kalo pipinya merah, gue anggep oke.""Ih!" Elsyana tak tahan digoda seperti itu, jadi ia hanya bisa memberikan cubitan manja diperut Taeyong."Duh ayah, anak muda jaman sekarang kenapa pada manis-manis begini sih?" tanya Ibunya Irene pada suaminya yang dari tadi diam dan memperhatikan.Lalu Ayah bergerak tanpa suara memeluk bahu Ibunya Irene, seperti tak ingin kalah dari dua pasang anak muda dihadapannya ini.
"Ih, gue takut!" jerit Elsyana ketakutan sampai memeluk leher Taeyong. Kini cowok itu seperti menggendong tubuhnya. "Nanti gue digigit, Taeyong!""Aman kok, Gus-gus baik." Taeyong memberikan elusan pada punggung Elsyana agar gadis itu percaya padanya.Taeyong membimbing Elsyana untuk duduk, sama seperti dirinya. Kini Elsyana duduk dipahanya masih dengan menyembunyikan diri dipelukannya sementara Gus-gus menatap mereka dengan tatapan polos tak mengerti. Ada apa sih sama dua hooman ini? Mungkin itu yang dipikirkan Gus-gus"Gus, sini kenalan."Gus-gus mendekat, dan Elsyana refleks menjerit. Jeritan itu untungnya teredam di bahunya. Taeyong mengambil tangan Elsyana dan menggerakkannya untuk menyentuh tubuh Gus-gus. Elsyana berhenti berontak saat merasakan bulu halus ditangannya."Halus nggak?" Elsyana mengangguk pelan dan Taeyong terkekeh geli dengan tangannya masih diatas tangan Elsyana sambio mengelus si golden ini. "Coba diliat Gus-gusnya, dia baik kok."Elsyana menggeleng kuat, menolak permintaan Taeyong mentah-mentah."Nggak baik punya ketakutan berlebih gitu, sayang. Lagian apapun yang kita takutkan belum tentu itu yang terjadi." Taeyong berucap lembut sekali.Dasar perayu sejati! Keluh Elsyana dalam hati."Coba diliat Gus-gusnya, dia cuma mau kenalan." bujuk Taeyong lagi. "Lagian dulu lo juga nggak suka sama gue kan? Tapi akhirnya lo malah jatuh cinta sama gue."Elsyana mengangkat kepala melayangkan tatapan protesnya, tapi Taeyong mengecup pipinya. "Sialan." desis Elsyana. Perlahan Elsyana menoleh pada Gus-gus. Diperhatikannya bahwa anjing itu sebenarnya lucu. Tapi rasa takut, tidak semudah itu untuk hilang kan? Apalagi rasa takutnya pada binatang berbulu ini sudah sejak kecil.Esyana kembali bersembunyi saat Gus-gus menyalak padanya. Sementara Taeyong tertawa karena reaksi Elsyana sangat lucu dan menghiburnya.Lalu mereka tetap berada disana. Menunggu obrolan soal pernikahan Bara dan Irene, sambil bermain-main dengan Gus-gus. Meskipun Elsyana masih suka secara refleks memeluk Taeyong jika Gus-gusnya bergerak mendadak.Nggak papa, Taeyong suka dipeluk kok.
Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Store