ZingTruyen.Store

Long Fight Lty


Ku update, sebagai hadiah karena work ini udah 10k yang baca, yeaaayy!!!
23 apr 2020


Taeyong sudah bersiap ingin tidur. Sudah cuci muka, gosok gigi dan bahkan sudah memakai selimut. Tapi saat melihat ponselnya yang ramai dengan pesan dan tidak ada satu pesan pun dari Elsyana, ia jadi bangkit terduduk dikasurnya.

Taeyong mengusak rambutnya gusar karena masih teringat bagaimana ekspresi sedih Elsyana saat makan malam tadi.

"Cuma lo doang yang bikin gua susah tidur begini, El." gerutu Taeyong lalu mengetikkan pesan untuk kekasihnya itu.

Taeyong: Oi, udah tidur belum?

Berkali-kali Taeyong melihat ponselnya, berkali-kali juga harus menghela napas sebagai upaya menahan diri agar tidak kecewa karena Elsyana tidak membalas pesannya. Menunggu beberapa menit, akhirnya dua garis centang itu berubah menjadi biru. Sudah dibaca, namun tidak dibalas.

"Padahal lagi online loh," geram Taeyong gemas.

Taeyong bangkit dari kasur menuju balkon kamarnya, dengan ponsel yang sudah diangkat ke telinga, bersiap menelpon Elsyana. Tapi matanya melebar kaget dengan apa yang dilihatnya.

Buru-buru Taeyong berlari keluar dari kamarnya. Tujuannya menghampiri gadis yang membuatnya resah itu sedang menatapi langit malam, terlihat sambil menangis.

"Oi!"

Elsyana terlihat mencari-cari sumber suara. Dan dilihatnya Taeyong berdiri didepan pagar rumahnya.

"Ngapain? Udah dikunci sama bibi itu pagernya." Elsyana menghampiri Taeyong dengan wajahnya yang kebingungan dan sebal.

Sebal karena merasa terganggu dengan kehadiran cowok ini.

"Lo kenapa nggak bales chat gue? Malah disini sendirian, ngapain masih diluar, hah? Duduk diteras sambil nangis gitu."

"Nangis?" Elsyana memegang pipinya sendiri. "nggak nangis, ah." elak Elsyana.

"Jangan bohong."

"Seriusan elaaah. Udah sana balik lu, ditangkep satpam kompleks baru tau rasa lo." usir Elsyana judes. "Lagian ini gue bukan nangis sedih, tapi abis nonton drama!"

Taeyong terdiam sambil meneliti wajah jutek Elsyana yang jadi berkali-kali lebih judes dari biasanya.

"Lo lagi dapet ya?" terka Taeyong.

Elsyana mengubah posenya menjadi bersidekap dan dagu diangkat seolah menantang. "Iya, kenapa? Ada masalah sama lo? Makanya gue diluar ini lagi nyari udara segar."

Taeyong mengangguk mengerti. Berpacaran dengan Elsyana agaknya ia sudah mengerti siklus gadis itu menjadi singa betina yang siap menerkam ketika merasa terganggu, atau bahkan ketika tidak diganggu sama sekali.

"Yaudah masuk sana, udah hampir jam 12 loh. Nanti lo malah masuk angin..." ujar Taeyong lembut sekali, tapi Elsyana malah mendecih.

"Nggak! Gue mau begadang aja,"

Kayak bisa begadang aja, batin Taeyong julid. "Jangan! Besok gue ajak jalan." Taeyong memberikan tawarannya, mencoba untuk tidak kesal dengan jawaban galak dari gadisnya itu.

Elsyana berpikir sejenak, lalu menggeleng. "nggak usah! Emang gue sebocah itu nurut cuma di tawarin jalan-jalan doang? Udah tau besok perut gue lagi melilit sakit, malah diajak jalan. Emang sih udah berminggu-minggu cuma dirumah aja, setiap malam mingguan jadi kayak udah terbiasa gitu sama suasana rumah. Jadi ngapain mesti jal...."

"Jajan sepuas lu..." potong Taeyong sebelum Elsyana bisa menyelesaikan ocehanya. "Gue traktir... Seharian..."

Elsyana mengulum bibirnya. "Eum..." jarinya diketuk didagu. "Oke!" ujarnya berubah riang. "Udah sana, lo juga pulang sono. Besok jangan lupa samper gue!"

Gampangan banget cewek gua.

"Oi! Mau kemana?" tahan Taeyong saat Elsyana melangkah pergi.

"Mau masuklah..."

"Sini dulu."

Elsyana melangkah mendekat pada Taeyong, wajahnya keheranan sendiri. Dengan dipisahkan tralis pagar besi yang menjulang tinggi, mereka saling mendekat.

Taeyong mendekatkan wajahnya kepada Elsyana dan menatap gadis itu dengan mata yang berbinar indah, yang entah karena pantulan lampu rumah Elsyana atau karena pantulan bulan purnama yang bersinar terang.

"Besok seharian waktu gue buat lo. Jadi jangan sungkan buat ceritain yang mengganjal dihati lo. Ngerti?" Taeyong berkata manis lalu mencubit pelan ujung hidung Elsyana. "Dah sana, masuk. Makin lama disini, yang ada gue mau nyium lu mulu."

"Cium aja..." ucap Elsyana pelan namun seperti menantang.

"Gila..." Taeyong terkekeh pelan, lalu tangannya terjulur untuk mengusak rambut Elsyana.

Kekehannya menghilang seraya Elsyana menarik tangannya dan mengecup bibirnya cukup lama. Tanpa gerakan apapun, tapi Taeyong dapat merasakan energi yang amat besar, karenanya ia hanya bisa diam dengan mata terbuka.

"Makasih banyak, yaa." ujar Elsyana tersenyum manis setelah melepas kecupannya. "sebenernya, cukup lo jangan pergi aja dari hidup gue... Itu udah bikin gue bahagia kok..."

Elsyana balas menatap mata Taeyong yang  masih juga terdiam, lalu ia tertawa kecil melihat Taeyong meringis seperti ingin menangis.

"Gue janji, nggak akan pergi dari lo."



"Mau makan KFC, yoooong..." rengek Elsyana ketika mereka melewati salah satu restoran cepat saji tersebut.

"Tapi dari tadi lo udah makan yang aneh-aneh... Nanti perut lo sakit, El." larang Taeyong tetap pada pendiriannya.

Ini bukan semata-mata dirinya yang tidak menyukai menu makanan junk food begitu, tetapi ini juga tentang Elsyana yang memiliki masalah pencernaan. Pernah sekali, sehabis pulang mereka berkencan secara mengejutkan kekasihnya itu mengeluh sakit perut sebelum akhirnya pingsan dan dilarikan kerumah sakit.

Itu dikarenakan Elsyana yang seharian banyak jajan sembarangan, dan yang membuatnya semakin parah yaitu karena gadis itu memakan seblak berkuah super pedas level sepuluh. Akhirnya Taeyong hanya bisa pasrah dimarahi papa Elsyana dan dilarang untuk menuruti permintaan jika itu berurusan dengan makanan.

"Kan cuma makan keripik doang dibioskop tadi..."

"Keripiknya pedes, trus lo makan batagor dijalan, trus beli teh susu boba, di dalam bioskop juga lo nambah popcorn sama ice choco oreo, kalo lo lupa." ucap Taeyong seperti mengabsen jajanan apa saja yang sudah masuk di perut kecil kekasihnya itu.

Taeyong kadang heran, kekasihnya ini seperti bisa memakan segalanya, apalagi jika ia sudah makan di kfc, satu bucket berisi full ayam itu saja bisa dimakan semuanya, tapi tetap mempunyai tubuh kurus.  Kemana saja larinya semua makanan itu?

"Yoooong." rengek Elsyana tak menyerah.

"Nggak. Mending ke restoran yang lain..." tolak Taeyong tegas, lalu menarik lengan Elsyana agar menjauh dari restoran cepat saji itu.

"Dasar nggak pengertian!" gerutu Elsyana pelan dengan bibir mengerucut. "Sekalinya jalan, mau beli makanan yang gue suka aja nggak dibolehin. Padahal baru kali ini loh, jalan setelah sebulanan nggak pernah kemana-mana. Tapi dilarang ini, dilarang itu. Padahal yang gue makan juga ayam, ada sayurnya, ada tomatnya, ada saladnya, ada rot..."

"Oke oke... Kita kesana..." ujar Taeyong sambil menarik lengan kurus itu kembali kerestoran cepat saji kesukaan kekasihnya.

Secepat Taeyong berubah pikiran, secepat itu juga raut wajah cemberut Elsyana berubah menjadi tersenyum cerah.

"Hehehehe, yuk!"

Elsyana tidak perlu tau kan kalau Taeyong sebenarnya tidak tahan melihat bagaimana bibir manyunnya yang bergerak-gerak menggerutu seperti itu.

Seusai memesan dan membayar makanan, dengan membawa senampan penuh makanan, Taeyong kembali menuruti Elsyana yang ingin makan dilantai atas. Tapi bagian atas restoran ini sudah penuh dengan pelanggan, jadilah mereka berbalik menuruni tangga lagi.

"Kak Elsyana!"

Dipanggil kencang begitu, Elsyana jadi menoleh dan melihat ada Yohan melambaikan tangan padanya, mengisyaratkan mereka untuk mendekat.

"Duduk sini, bareng kita aja." tawar Yohan menunjukkan masih ada tiga kursi yang tersisa. Wajahnya berubah masam ketika melihat si biru yang kini berstatus sebagai kekasih kakak kesayangannya ini.

"Eum, nggak usah deh. Kita dibawah aja..." tolak Elsyana langsung. "Makasih udah nawarin, yaa..."

"Nggak papa, mba. Disini aja lagian, cuma berdua, kan? Kita juga cuma nunggu satu orang lagi." ucap cowok disamping kanan Yohan.

Elsyana mengernyit, mencoba mengingat siapa cowok ini.

"Hangyul, mba. Masa lupa sama cowok seganteng gua."

Rasa ingin muntah Elsyana, sudah diwakilkan oleh seorang gadis yang duduk disebelah kiri Yohan.

"Najis, banget kang kardus."

"Emang kardus banget." sahut Elsyana begitu mendengar gerutuan cewek itu.

Elsyana tertawa bersama kedua teman Hangyul itu. Lalu ia menatap Taeyong yang hanya menatapnya dalam diam. Kebiasaan cowok itu, jika bertemu dengan yang tidak dikenalnya pasti kebanyakan diam.

"Sekali lagi, adek-adek. Makasih tawarannya..."

"Maaf saya telat, banyak yang harus saya selesaikan dulu."

Seorang lelaki berkemeja hitam menyela ucapan Elsyana yang ingin menolak tawaran Yohan.

"Iyalah, om kan emang manusia super sibuk." gerutu cewek disamping Yohan.

"Ya maaf, Binar." ucap lelaki itu lembut.

Elsyana mengerjapkan mata. Berkali-kali sambil menahan sudut bibirnya agar tidak tersenyum terpesona pada sosok lelaki tinggi yang mempunyai aura dewasa menenangkan.

Sementara Taeyong disampingnya berdecih pelan, lalu menarik tangan Elsyana walau sulit dengan nampan ditangannya. "Ayo,"

"Tunggu. Dua kursi ini beneran kosong?"



Elsyana tau kok, Taeyong sedang ngambek padanya. Tau banget.

Tapi sebabnya apa, Elsyana tidak tau.

Itulah yang membuat Elsyana pusing sendiri, memikirkan apa penyebab Taeyong mendiamkannya begini.

"Yong,"

"Eum."

Tuh kan. Kalau jawabnya sudah begitu itu tandanya Taeyong sedang merajuk.

Dan Elsyana malah suka melihat bagaimana wajah tampan Taeyong bertambah menjadi semakin tampan dengan tatapan dinginnya itu.

"Ke apartemen Taeyong aja deh,"

"Ngapain?"

"Emang Elsyana nggak boleh kesana?"

"Terserah."

Elsyana terkekeh mendengar nada pasrah cowoknya ini, lalu ia dapat mengenali kalau Taeyong menuruti permintaannya untuk ke apartemen milik Taeyong.

Setelah sampai, Elsyana buru-buru masuk dan langsung merebahkan dirinya dikasur milik Taeyong setelah melepas sepatu dan menaruh barang belanjaannya bergeletak begitu saja disamping kasur.

"Ah, nikmatnya langsung rebahan."

"Kalo mau tidur, mandi dulu sana. Jangan jorok. Trus telpon bokap bilang kalo lu nginep disini." ujar Taeyong sambil mengambil belanjaan Elsyana dan menyusunnya rapi dimeja.

Elsyana terkekeh pelan pada kebiasaan Taeyong yang lain, yaitu tidak pernah bisa melihat barang berantakan bergelimpangan begitu saja. Lelaki itu sudah membuka kemeja luaran yang dipakainya, menyisakan kaos hitam kebesarannya. Menyalakan ac, dan duduk disofa begitu semua terlihat rapi seperti semula.

Elsyana berlarik kecil menyusul Taeyong. Lelaki itu sudah menggeser tubuhnya agar Elsyana bisa duduk disampingnya, tapi yang mengejutkan adalah gadis itu memilih untuk duduk dipangkuannya.

"Ngapain?" tanya Taeyong dengan suara dan tatapan yang sama dinginnya.

"Duduk." jawab Elsyana santai. "Sambil mau cari tau, apa sih yang bikin cowok ini marah?" Elsyana menangkup kedua pipi Taeyong, lalu tertawa kecil karena pipi kekasihnya itu ia putar-putar pelan.

"Turun." Taeyong menghentikan gerak tangan Elsyana.

"Nggak mau." kekeuh Elsyana tak mau turun. "Kalo Taeyong bilang, kenapa ngambek baru Elsyana pikir-pikir, bakalan turun atau enggak." ucap Elsyana dengan nada sok imut.

Taeyong menghela napas, mengusak rambutnya kebelakang. "Gue nggak suka cara lo natap orang lain memuja, selain ke gue."

"Emang gue gitu?!" sela Elsyana.

"Lo iya!" jawab Taeyong galak. "Lo tadi natap siapa tadi tuh yang dipanggil om itu, pake tatapan apaan begitu, gue nggak suka!" Taeyong mendecih mengingat bagaimana tatapan Elsyana yang menghangat sendirinya saat menatap lelaki tinggi menyebalkan itu. Mana sok-sokan memberikan perhatian dengan memesankan minuman lagi.

Elsyana langsung teringat. "Oh, pas makan di kfc tadi..."

"Sesantai itu reaksi lo?"

"Cemburu?"

"Pikir aja sendiri..." elak Taeyong tapi malah semakin terlihat kalau cowok itu benar cemburu. "Turun sekarang deh, El. Nggak nyaman."

"Gue nyaman kok." Bukannya turun dari pangkuan Taeyong, Elsyana malah memeluk erat cowoknya itu. Kedua tangannya melingkar di leher Taeyong, dan tangan kanannya sudah bergerak mengelusi rambut halus berwarna biru itu.

Taeyong menghela napas lagi, lebih berat. Akhirnya ia menyandarkan dirinya pasrah di sandaran sofa.

"Rambut lo disemir hitam aja,"

"Emang sepatu, disemir." celetuk Taeyong.

"Boleh juga, lawakannya udah mulai lucu..." sahut Elsyana layaknya komentator sebuah acara televisi.

Taeyong tak menyahuti. Mereka berakhir diam-diaman dan itu membuat Elsyana kesal. Elsyana membuat jarak dari pelukannya.

"Tapi, om tadi ganteng tau."

Reaksi Taeyong? Ia menatap Elsyana semakin tajam dan sinis.

"Becanda. Heheheaaaaaakkk!!" belum juga selesai tertawanya, tubuh Elsyana sudah dibanting kesofa oleh Taeyong dengan lelaki itu menatap garang kepadanya.

"Gue lagi nggak mau becanda, apalagi tentang om-om itu!" jawab Taeyong ketus. "Gue nggak suka!"

"Iya, gue kan sukanya sama lo." ujar Elsyana.

Taeyong terdiam. Kali ini bukan karena kesal tapi karena otaknya ngeblank. Bahkan rasa kesalnya mendadak hilang, melihat bagaimana Elsyana tertawa bagai puas sudah mengerjainya.

"Udah sih, lagian nggak bakalan ketemu lagi juga..." ucap Elsyana.

"Hemmm..." Taeyong berdehem lalu ingin beranjak dari atas Elsyana, tapi gadis itu malah menarik rantai kalung yang digunakannya sampai bibir mereka bertabrakan.

"Biar lo ngerasa baikan." kata Elsyana dengan senyumnya.

"Segini aja kurang."

"I can give you more..."






Muehehehehehe

Jangan lupa untuk aktif vote dan komen yaa wakakakakaka

Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Store