ZingTruyen.Store

Bitches Broken Heart Completed

Multimedia: Allison Don Hills. (being awkward because she doesn't even know what to do)

*-----*

          Ally masih tidak bisa mencerna apa yang terjadi saat gadis tomboy itu melihat Stevie berlari ke toilet dengan sangat amat cepat dan kemudian memuntahkan isi perutnya terus-menerus tanpa membuat Ally mengerti apa yang harus ia lakukan agar bisa membantu.

*This is how Stevie's look when she's throw up*

Stevie bahkan hampir tidak bisa berdiri saat gadis itu sudah menghabiskan semua tenaganya didalam kamar mandi dan Ally menghampiri gadis cantik itu dengan tampang ragu "What should I do then?" ujar gadis tomboy itu tidak mengerti dan hanya mampu menuntun Stevie agar duduk di sofa ruang keluarga.

Setelah memastikan bahwa Stevie tidak akan mengeluarkan isi perutnya lagi, Ally kemudian ikut terduduk di dekat Stevie yang masih saja meringis sambil memijiti lehernya. "Bisa kau ambil biskuit itu?" ujar Stevie sambil terpejam saat merasakan tangan-tangan lembut milik Ally membantu dirinya untuk memijit.

Menyerahkan biskuit yang di pinta oleh si gadis cantik yang tengah mengidam, Ally kemudian beranjak mengambil minyak telon dan segera kembali hanya untuk mendapati kalau Stevie sudah kembali menghilang dari ruang tamu dan Ally bisa mendengar kalau Stevie lagi-lagi sedang mengeluarkan isi perutnya.

"Astaga, Stevie. Kenapa aku seolah telah menghamilimu dan kemudian harus menanggung ini semua?" runtuk Ally sambil menyingkirkan rambut Stevie agar gadis cantik itu tidak mengotori rambutnya dengan isi perut gadis itu sendiri.

Stevie tidak menjawab saat gadis itu dilempari candaan mengerikan dari Ally serta hanya mencuci tangannya dan juga mulutnya. Gadis itu terlihat pucat di pantulan cermin dan kemudian menerima bantuan Ally untuk kembali ke ruang keluarga.

Setelah menumpuk banyak bantal agar Stevie bisa bersandar disana, Ally kemudian mengambil air hangat dan menumpahkan minyak telon pada telapak tangan Stevie juga membantu gadis itu untuk mengusapi lehernya dengan minyak telon. "Holly shit, this angle in my body just bringing a demon version about themselves"

"Stevie. Dilarang mengumpat. Ada bayi didalam perutmu dan dia mendengar itu semua" ujar Ally yang tentunya membuat Stevie hanya bisa memutar bola mata karenanya.

Setelah merasa lebih nyaman dengan perutnya yang sedaritadi bermasalah, Stevie kemudian mencoba menikmati pijitan Ally di bahunya dengan menyenderkan diri pada Ally meskipun gadis itu sadar kalau tumpukan bantal tersedia untuk menggantikan tugas Ally sekarang yang hanya dijadikan sandaran oleh si cantik Stevie yang justru tampak lebih memilih Ally daripada bantal yang sudah tersedia.

"Apa perutmu membaik?" ujar Ally sambil mengusap rambut Stevie yang sedikit amburadul karena kejadian tadi.

Stevie mengangguk tanpa ingin menjawab dan Ally jadi menunduk pada perut milik Stevie yang sudah terlihat membesar "Apa kau tidak pernah berpikir untuk tidak membiarkannya disana?" ujar Ally dengan mata tertuju pada jabang bayi yang berada didalam perut Stevie seolah gadis tomboy itu dapat melihat apa yang ada didalamya.

Stevie mengangkat kaus yang ia kenakan guna memperlihatkan perutnya yang membuncit "Saat pertama kali aku tidak mendapatkan menstruasiku sesual jadwal, aku hanya bisa mengira bahwa mungkin saja hormonku sedikit terganggu karena aku sering minum alkohol di saat itu. Lalu kemudian dua minggu berlalu, aku sakit dan terus-terusan memuntahkan makananku sampai akhirnya Shannon membawaku ke dokter dan dokter berkata kalau aku sudah hamil dua minggu lamanya" Stevie membawa tangan Ally ke atas perutnya dan membuat si jabang bayi jadi senang karena Ally bisa merasakan denyut nadi milik si kecil yang antusias didalam perut Stevie tanpa bisa menahan rasa haru yang tiba-tiba saja mendatangi dirinya.

"Saat aku berpikir untuk membuangnya, aku dijatuhkan pada ketakutan yang luarbiasa. Selain karena aku tidak ingin menyakiti dia, aku juga memikirkan kebahagiaan yang mungkin saja akan datang disertai dengan anak ini dan ternyata kebahagiaan itu datang padaku meskipun dia masih berada didalam sini bahkan untuk waktu yang tidak sebentar. Shannon telah bersedia membantuku untuk membesarkan anak ini bersama meskipun dia juga sama ketakutannya sepertiku"

"Tunggu" ujar Ally mengangkat tangannya dari perut Stevie sebagai tanda menginterupsi cerita yang tengah diujarkan oleh Stevie kepadanya "Siapa yang sebenarnya mantan kekasihmu disini? Aku atau Shannon, eh? Karena sebenarnya aku juga ingin melihat dia tumbuh. Dia hidup didalam perut mantan kekasihku dan akan keluar dari tempat dimana aku berpetualang" tawa Stevie membeludak saat gadis itu mendengar protesan Ally yang justru terdengar sangat lucu di telinganya.

"Berpetualang, Allison?" ujar Stevie yang membuat Ally mengangguk karenanya. "YA!! Itu tempat paforitku untuk berpetualang dan dia akan keluar dari sana!!" jawaban Ally hanya membuat Stevie menggelengkan kepala karenanya.

"Bagaimana kalau dia yang kamu maksudkan adalah mereka?" ujar Stevie memaksudkan bahwa jabang bayinya mungkin saja bukan hanya satu.

Ally membulatkan dua matanya saat ia mendengar itu dari Stevie "Astaga, Stevie. Aku benar-benar ketakutan sekarang. Bagaimana kita akan mengurus mereka?"

"Chill, Allison. Itu hanya satu dari banyak kemungkinan" jawaban Stevie membuat Ally sedikit lebih tenang daripada sebelumnya.

"Tapi bukankah akan tetap merepotkan untuk mengurusnya?"

"Aku tidak memintamu untuk membantu. Lagipula aku sudah memiliki banyak pengalaman karena aku mengurus Clay dan juga banyak saudaraku sejak mereka kecil. Jadi mungkin aku akan bisa mengurusnya"

"Tapi aku juga ingin mengurusnya! Dia akan jadi bagian dari diriku karena aku mencintai Ibunya"

Stevie melirik cepat pada mantan kekasihnya yang baru saja mengaku bahwa ia masih mencintai Stevie sebagaimana gadis cantik itu masih mencintainya. "Do you really?"

"Yeah. That's actually the reason why I'm here" Ally menyerahkan satu kotak hitam berukuran sedang pada perut Stevie yang masih terbuka dan meletakkannya disana lalu menarik tangan Stevie juga menaruh tangannya sendiri disana "Itu alasan kenapa aku disini. Karena aku tahu bahwa aku telah membodohi diriku sendiri dengan mengatakan bahwa aku lelah dari hubungan kita dan kemudian menjadi egois lalu meninggalkanmu dan membuat ini semua terjadi" tangan Ally bergerak lambat untuk membukakan kotak kecil yang ada diatas perut buncit milik Stevie dan Stevie tertawa diantara tangis harunya saat melihat cincin emas bertahtakan berlian didalam kotak hitam yang tadi ditaruh Ally diatas perut milik Stevie.

Tanpa bisa mengatakan apa-apa, Ally memasukkan cincin pilihannya pada jari tangan Stevie dengan gemetar "I hope you want to marry me cause the ring is fit so nicely on your finger" dan Stevie mengangguk terus-terusan diantara tangisan anehnya yang membuat Ally menunggu dengan jantung berdebar seperti genderang yang akan berperang.

"Yes. Of course I'm gonna merry you. And yes you can be a mother to our future kid!!"

*-----*

Riska Pramita Tobing.

-The End-

Note:

Terimakasih untuk pembaca saya yang sudah bersedia mengerti dengan obsesi saya kepada Stevie dan Ally. Saya banyak sekali membawa mereka dalam cerita saya dan saya mulai berpikir kalau saya mungkin harus hengkang dari atas muka bumi karena saya tidak bisa membuat cerita selain dengan mereka yang menjadi tokohnya.

Allison Don Hills and Stevie Leigh Boebi with their future kid in the picture bellow:

Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Store