ZingTruyen.Store

Bitches Broken Heart Completed

Multimedia: Allison Don Hills and Stevie Leigh Boebi (sleeping and being cute)

*-----*

          Ally terbangun dengan perasaan mual menyesak didalam perutnya. Gadis tomboy itu bahkan tidak bisa terbangun karena pusing juga tiba-tiba saja datang menghampirinya meskipun ia tidak meminta. Hanya bisa menggerang sambil meraba apa saja yang ada didekatnya, gadis itu bisa merasakan ada seseorang di sampingnya yang membuat ia terkejut sekaligus takut disatu waktu yang bersamaan.

Hampir saja Ally berteriak dan pergi berlari dan akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan hal itu karena ia tahu siapa yang ada disampingnya sekarang. Meskipun Ally masih memejamkan mata karena perasaan pusing didalam kepalanya, gadis tomboy itu sudah sadar bahwa seseorang yang tertidur di sampingnya ialah Stevie seorang.

"Kau bangun?" suara serak khas baru bangun milik Stevie menyapa pendengaran Ally dan gadis tomboy itu di buat jadi semakin yakin dengan perkiraannya tadi. "Tunggu, Aku bawakan aspirin dan air terlebih dahulu. Kau pasti hung over mengingat semalam Kau minum alkohol sampai memuntahiku" lanjut gadis itu disertai dengan kekehan di akhir kata yang membuat Ally jadi tersenyum dengan perasaan bersalah menggerogoti isi kepalanya.

Terdengar suara gaduh menuruni tangga dan kemudian berganti dengan kesunyian menyambut dirinya. Gadis tomboy yang bahkan tidak bisa membuka matanya itu kemudian meringis kecil saat mengingat alasan kenapa ia menghabiskan puluhan dollar untuk menghapus memori buruk yang terjadi padanya dan kemudian merasakan perasaan pedih itu datang lebih dalam lagi di pagi harinya.

Tidak lama dari lamunannya yang menyedihkan, Ally bisa mendengar suara derap langkah lembut menghampirinya disertai dengan perasaan hangatnya handuk yang ditempelkan Stevie tepat pada wajahnya. Gadis tomboy itu hanya bisa terpejam menikmati saat Stevie memberikan sedikit pijitan pada kepalanya yang ternyata bisa memberikan efek luar biasa pada hung overnya. "Terimakasih" ujar Ally sebelum menerima dua butir aspirin dan segelas air hangat dari tangan Stevie yang lain.

"Apa yang terjadi padaku semalam?" ujar Ally dengan pandangan kosong setelah ia menelan obatnya dan menghabiskan air minumya karena perasaan dahaga didalam dirinya.

"Well, I guess you don't even remember" jawab Stevie sambil kembali membasahi handuk yang sedaritadi menempel di kepala si tomboy dan mulai mengompresnya lagi dengan telaten.

Ally hanya menggedigkan bahu tanda tidak tahu harus menjawab apa sambil lalu menyenderkan punggungnya pada ranjang. "Aku benar-benar lupa semua yang terjadi setelah aku bertemu dengan Amy"

"Amy?" alis Stevie yang terbentuk sempurna seperti biasanya itu terangkat satu sebagai tanda heran. Ekspresi heran itu di jawab anggukan pasti oleh Ally "Ya, Aku hampir saja menabrak mobil gadis itu semalam" dan Stevie menimpuk kepala gadis tomboy itu dengan bantal dengan seketika karena itu.

"Lain kali jangan pernah mabuk sambil berkendara. Sialan!!" dan Ally hanya bisa menutupi kepalanya dengan tangan karena diserang beberapa kali oleh Stevie yang terlihat mengerikan secara tiba-tiba.


* Bitches Broken Heart 2019, by Riska Pramita Tobing *


          Gadget milik Ally bergetar hebat di hadapan wajah Stevie, membuat gadis cantik itu jadi penasaran dengan siapa yang menghubungi gadis tomboy itu di malam seperti ini. Melirik layar gadget milik Ally yang berkedip-kedip meminta perhatian, gadis itu akhirnya bisa membaca nama ID yang muncul disana. I almost killed Her.

Kening Stevie mengkerut tidak mengerti dengan nama aneh yang di berikan Stevie pada siapapun orang di seberang sana, gadis itu pun langsung membawa gadget itu dan menggeser layarnya untuk menjawab "Hay Ally!!!" suara seseorang dengan aksen aneh dari seberang telepon itu terdengar antusias saat menyapa.

"Uh, umm. Ini Stevie. Ally sedang pergi ke kamar mandi" jawab Stevie sedikit kikuk karena tidak tahu dengan siapa gadis di seberang sana.

Terdengar dengusan kaget dari seberang sana "Oh.. umm. Amy. Aku Amy" jawaban yang diberikan gadis dari seberang telepon lebih terdengar gugup daripada Stevie kepadanya.

"Oh, Amy. Pantas saja Ally menamaimu dengan 'I almost killed Her' dasar gadis aneh" tiba-tiba saja terdengar kekehan dari sana "Haha, ya kupikir itu sangat aneh" dan terjadi lagi, suasana awkward yang tercipta diantara mereka sampai kemudian Amy melepaskan batuk gugup dari seberang sambil lalu berkata "Uh, okay. Sampaikan pada Ally Aku ingin bicara denganya. Terimakasih telah menjawab teleponku"

Stevie jadi menggaruk tengkuk karenanya "Well, yeah. Nanti kusampaikan padanya" dan dengan itu sambungan telepon terputus dan membuat Stevie menaruh gadget milik Ally kembali pada tempatnya.

Tidak lama dari telepon terputus, Ally datang menghampiri gadis cantik itu dengan rambut basah dan berantakan "Apa kau menyimpan beanyku?" ujar gadis itu sambil berusaha merapikan rambutnya yang tampak kacau.

"Kurasa aku menyimpannya di bagian topi" balas Stevie tidak yakin.

"Okay" jawab Ally dengan bisikan kecil yang membuat Stevie jadi menarik tangan gadis tomboy itu untuk duduk disebelahnya.

"Apa kita bisa membicarakan masalah itu kali ini?" tanya Stevie setelah membiarkan Ally terduduk dengan nyaman disampingnya.

Gadis tomboy itu menaruh sikutnya di atas lutut sebelum menjatuhkan mata emeraldnya pada karpet di bawah kakinya yang berwarna cokelat "Kupikir kita bisa membicarakan ini sekarang"

"Jika aku terlalu jauh menanyaimu, kamu bisa bilang berhenti" ujar Stevie yang langsung saja di balas oleh Ally dengan anggukan kecil tanpa ingin mengangkat pandangannya dari karpet.

Ally memautkan jari-jarinya dengan perlahan sebelum akhirnya membiarkannya terlepas dan mencoba untuk lebih tenang. Stevie tahu kalau Ally tengah gugup dan gadis itu menunggu sampai terdengar dengusan kecil dari Ally yang membuat Stevie berani untuk memulai pertanyaannya "Apa yang membuat kamu ingin mengakhiri hubungan kami?"

"Aku lelah, Stevie" jawab Ally dengan disertai dengusan di akhir kata yang membuat Stevie jadi enggan untuk melanjutkan pertanyaannya meskipun nyatanya ia memiliki seribu satu pertanyaan di dalam kepalanya.

"Kamu lelah dan itu jadi alasan untuk beristirahat dari hubungan kami?" gadis cantik itu bisa melihat Ally bergerak tidak nyaman dari duduknya untuk menegapkan punggung.

"Ya, seperti itu. Aku ingin beristirahat. Bukan ingin mengakhirinya" Ally menarik napas panjang dan lalu melirik wajah cantik Stevie yang hanya ada beberapa senti saja darinya "Mungkin suatu saat nanti kita bisa mencoba untuk menjalin hubungan kembali. Tapi tidak sekarang" lanjut Ally sambil lalu mengusap air mata di pipi Stevie dengan perlahan.

"Suatu saat, Allison? Sampai kapan aku harus menunggu suatu saat yang kamu maksudkan?" isakan Stevie terdengar jelas diantara gendang telinga milik Ally dan hal itu membuat si tomboy jadi mendekat untuk memberikan satu pelukan hangat pada Stevie untuk menenangkannya.

"Beberapa saat lagi, disaat aku sudah siap dengan hal seperti ini. Jangan bersedih, kita bisa berteman persis seperti dulu lagi"

Teman? Jesus Christ!!! 

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Store